
Jakarta, 15 Juli 2025 – Di tengah kepadatan dan polusi kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, muncul kembali tren gaya hidup yang menyatu dengan alam: urban gardening alias berkebun di lingkungan perkotaan. Tapi kali ini, tren tersebut tidak lagi hanya sekadar hobi — melainkan menjadi bagian dari gaya hidup berkelanjutan, bahkan solusi alternatif untuk ketahanan pangan rumah tangga.
Mulai dari kebun atap (rooftop garden), vertikal garden di balkon apartemen, hingga tanaman hidroponik di sudut dapur, masyarakat urban kini berlomba-lomba menciptakan ruang hijau sendiri demi kesehatan fisik, mental, dan pangan mandiri.
Dari Balkon Sempit Jadi Kebun Sehat
Di apartemen dan rumah susun di Jakarta Selatan, muncul komunitas seperti “KebunLangit.id”, yang mengajarkan warga cara menanam:
-
Sayur cepat panen seperti kangkung, bayam, dan selada
-
Rempah segar seperti daun mint, serai, dan basil
-
Tomat ceri dan cabai rawit mini, cocok untuk pot kecil
-
Tanaman obat keluarga (TOGA) seperti jahe, kunyit, dan sambiloto
Salah satu anggotanya, Ibu Aulia (45), mengaku panen sayur sendiri dari balkon 2×1 meter tiap dua minggu. “Sejak pandemi saya mulai, dan sampai sekarang tidak pernah beli selada atau kangkung lagi. Rasanya lebih segar dan aman.”
Urban Gardening = Anti-Stres + Gaya Hidup Hijau
Psikolog urban dari UI, Dr. Hana Rifanda, menyebut bahwa berkebun di tengah kota bukan hanya soal makanan, tetapi cara ampuh mengurangi stres, memperbaiki mood, dan memperkuat keterikatan dengan alam.
“Sentuhan tanah, melihat tanaman tumbuh, dan merawat sesuatu dari nol terbukti menurunkan hormon stres hingga 30%,” ujarnya.
Banyak juga orang tua yang melibatkan anak-anak mereka dalam kegiatan berkebun untuk mengajarkan nilai sabar, tanggung jawab, dan sains praktis. Urban gardening kini menjadi bagian dari kurikulum ekstrakurikuler di beberapa sekolah internasional dan SD swasta di Jakarta.
Dukungan Pemerintah dan Swasta
Pemerintah kota Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan menggelar program “Atap Hijau Warga”, yang menyalurkan:
-
Bibit gratis untuk keluarga dengan lahan terbatas
-
Pelatihan hidroponik dan kompos mandiri
-
Kompetisi kampung berkebun tiap RW
-
Insentif pajak lingkungan bagi gedung yang menerapkan rooftop garden
Tak hanya itu, startup seperti Greenify, TanamKita, dan HydroHome juga ikut meramaikan pasar dengan produk berkebun modern: modul vertical pot, sistem hidroponik otomatis, dan smart plant sensor yang terhubung ke aplikasi smartphone.
Urban Farming untuk Ketahanan Pangan Masa Depan
Lebih dari sekadar tren, urban gardening juga menjadi strategi kota-kota besar untuk menghadapi krisis pangan akibat perubahan iklim dan distribusi pangan global yang tidak stabil.
FAO bahkan mendorong setiap negara untuk mengembangkan urban farming sebagai bagian dari kemandirian pangan lokal, dan Indonesia termasuk negara yang responsif dalam hal ini.
Penutup: Dari Hobi ke Revolusi Hijau Mini di Perkotaan
Urban gardening adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari rumah. Dari satu pot selada, satu batang cabai, atau sepetak tanah di rooftop — lahir sebuah gaya hidup baru yang sehat, hijau, dan penuh makna.
Saat masyarakat kota semakin sadar akan pentingnya merawat bumi, berkebun bukan lagi sekadar tren, tapi bentuk perlawanan terhadap gaya hidup instan dan tidak berkelanjutan.
Karena ternyata, kita semua bisa jadi petani — bahkan di tengah gedung pencakar langit.