“Film ‘Langit Sore Itu’ Dominasi Bioskop Nasional, Sentuh 5 Juta Penonton dalam 10 Hari”

09 Juli 2025

Industri film Indonesia kembali menggeliat dengan hadirnya film drama-romantis ‘Langit Sore Itu’ yang meraih sukses luar biasa sejak perilisannya pada 29 Juni 2025. Film garapan sutradara Wregas Bhanuteja ini berhasil menembus 5 juta penonton hanya dalam 10 hari, menjadikannya film Indonesia dengan capaian tercepat sepanjang tahun ini.

Dengan perpaduan sinematografi memukau dan naskah menyentuh, film ini tak hanya menjadi favorit penonton, tapi juga menuai pujian kritikus dan menjadi pembicaraan hangat di media sosial.


Sinopsis ‘Langit Sore Itu’

Berlatar di kota kecil Ambarawa, film ini berkisah tentang Nara, fotografer lanskap yang kembali ke kampung halamannya setelah 10 tahun merantau, dan Rena, guru sekolah dasar yang diam-diam menyimpan luka masa lalu yang berkaitan dengan keluarga Nara. Pertemuan mereka dalam sore-sore penuh cahaya jingga perlahan menyingkap kebenaran lama dan membuka ruang untuk penyembuhan hati.

Cerita dibungkus dengan nuansa puitis, dialog minim tapi kuat, serta alunan musik akustik yang melankolis.


Pemeran Utama

  • Iqbaal Ramadhan sebagai Nara

  • Sheila Dara Aisha sebagai Rena

  • Tio Pakusadewo sebagai Ayah Nara

  • Ruth Marini sebagai Ibu Rena

Kehadiran Iqbaal dan Sheila dalam satu layar menciptakan chemistry emosional yang dianggap kuat dan natural. Keduanya disebut sukses menampilkan performa terbaik sepanjang karier mereka.


Pujian Kritikus dan Penonton

🎥 Kompas Film Review:

“Langit Sore Itu adalah meditasi sinematik yang sunyi, dalam, dan menyembuhkan.”

🌟 CinemaScope Asia:

“Wregas berhasil memotret rasa rindu dan penyesalan dengan kejujuran visual yang langka.”

Penonton pun membanjiri media sosial dengan komentar:

“Aku nangis dari menit 40 sampai akhir.”
“Kayak baca puisi lewat gambar dan musik.”
“Setiap adegan terasa hidup, padahal dialognya sedikit.”


Lokasi & Sinematografi yang Memukau

Film ini sepenuhnya direkam di kawasan perbukitan dan danau Rawapening. Sutradara menggunakan cahaya senja alami sebagai bagian dari simbolisme “proses pulang dan berdamai.”

Penata gambar dan warna (color grading) mendapat apresiasi luas karena menghasilkan suasana visual yang hangat, lembut, dan penuh emosi.


Potensi Internasional dan Festival Film

Setelah sukses domestik, “Langit Sore Itu” dijadwalkan untuk tayang di:

  • Busan International Film Festival 2025

  • Tokyo Film Festival

  • Sundance Asia Spotlight

Produser dari Visinema Pictures menyebut bahwa ada ketertarikan dari Netflix Asia dan MUBI untuk mengakuisisi hak tayang global.


Kesimpulan

Langit Sore Itu” bukan hanya film tentang cinta, tapi tentang proses memaafkan diri sendiri, menerima masa lalu, dan menghargai momen yang sederhana namun bermakna. Dalam atmosfer perfilman yang penuh efek visual dan plot cepat, film ini hadir sebagai pengingat bahwa keheningan dan cahaya sore bisa menjadi kekuatan paling menyentuh hati manusia.

Related Posts

Film Indonesia “Langit Tak Berbintang” Tembus Festival Film Cannes 2025

Cannes, 20 Juli 2025 – Film Indonesia Langit Tak Berbintang berhasil menembus seleksi kompetisi utama di Festival Film Cannes 2025, menandai pencapaian luar biasa bagi industri perfilman Tanah Air di…

Maudy Ayunda Resmi Bergabung sebagai Duta UNESCO untuk Pendidikan Global 2025-2027

Paris, Prancis – Aktris, penyanyi, dan aktivis pendidikan Indonesia, Maudy Ayunda, kembali mencatat sejarah dengan resmi dilantik sebagai UNESCO Global Education Ambassador untuk periode 2025–2027. Penunjukan ini diumumkan langsung oleh…

You Missed

Intuisi – Yura Yunita: Perasaan yang Tak Bisa Didustakan

Setapak Sriwedari – Maliq & D’Essentials: Filosofi Kehidupan dalam Musik

Bali United Tumbangkan Persela Lamongan di Laga Sengit

PSM Makassar Tampilkan Keperkasaan Saat Menaklukkan Persikabo 1973

Widuri – Bob Tutupoly: Cinta Manis yang Menawan

Bing – Titiek Puspa: Lagu Cinta Lawas yang Abadi