
Paris, Prancis – Aktris, penyanyi, dan aktivis pendidikan Indonesia, Maudy Ayunda, kembali mencatat sejarah dengan resmi dilantik sebagai UNESCO Global Education Ambassador untuk periode 2025–2027. Penunjukan ini diumumkan langsung oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, dalam forum tahunan “Global Education Summit” yang berlangsung di markas besar UNESCO di Paris, Senin malam.
Maudy menjadi wakil Asia Tenggara pertama yang menduduki posisi tersebut, dan salah satu dari hanya lima tokoh muda dunia yang dipilih tahun ini berdasarkan kiprah nyata mereka dalam bidang pendidikan, literasi digital, dan transformasi pembelajaran inklusif di era teknologi.
Misi dan Peran Maudy Ayunda di UNESCO
Dalam kapasitasnya sebagai Duta Pendidikan Global, Maudy akan menjalankan misi advokasi dan diplomasi budaya di lebih dari 30 negara berkembang, dengan fokus pada:
-
Penguatan akses pendidikan perempuan dan anak-anak di daerah konflik dan terpencil
-
Digitalisasi kurikulum dan pelatihan literasi AI untuk siswa usia 12–18 tahun
-
Kampanye global “Education for Earth” – inisiatif pendidikan berbasis krisis iklim
Maudy juga akan bertindak sebagai juru bicara dalam forum tingkat tinggi PBB, termasuk UNESCO Youth Forum, COP 30 Education Track, dan World Economic Forum – Education Panel 2026.
“Saya percaya bahwa pendidikan adalah hak dasar manusia dan kunci masa depan berkelanjutan. Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari perjuangan global ini,” ujar Maudy dalam sambutan resminya.
Perjalanan Menuju Pengakuan Dunia
Penunjukan ini bukanlah kejutan bagi pengamat global. Maudy telah lama aktif sebagai advokat pendidikan sejak usianya 18 tahun, mulai dari kampanye literasi buku anak, hingga pendirian platform edukasi “Schoolnesia” dan serial video “Belajar Tanpa Batas” yang tayang di YouTube selama pandemi.
Ia juga merupakan lulusan Oxford University di bidang PPE (Philosophy, Politics, and Economics) dan meraih gelar master dari Stanford University dalam bidang Pendidikan dan Bisnis.
Dalam beberapa tahun terakhir, Maudy aktif dalam proyek kolaborasi dengan UNICEF, Save the Children, dan Kemdikbudristek dalam pengembangan modul pembelajaran daring berbasis budaya lokal.
Respon Publik dan Apresiasi Nasional
Kabar penunjukan Maudy sebagai Duta UNESCO disambut antusias oleh publik Indonesia. Tagar #MaudyGoesGlobal, #PendidikanUntukSemua, dan #IndonesiaUntukUNESCO trending di Twitter dan Instagram dalam waktu kurang dari 12 jam.
Presiden Republik Indonesia turut memberikan ucapan selamat resmi melalui siaran pers:
“Prestasi Maudy Ayunda adalah cerminan dari potensi generasi muda Indonesia yang bersinar di panggung dunia. Kami bangga dan mendukung penuh langkahnya membawa pesan Indonesia untuk pendidikan dunia.”
Menteri Pendidikan juga menyebut bahwa Maudy akan menjadi mitra strategis dalam diplomasi kebudayaan dan pendidikan Indonesia, dan akan terlibat dalam pengembangan modul “Pancasila untuk Dunia” yang akan dipresentasikan di forum internasional.
Agenda Perdana dan Tantangan ke Depan
Sebagai langkah awal, Maudy dijadwalkan mengunjungi tiga negara pada Agustus–September 2025:
-
Mozambik – program sekolah berbasis energi terbarukan
-
Bangladesh – dialog dengan komunitas guru dan pelatihan kurikulum berbasis gender equality
-
Laos – implementasi program kelas digital dengan dukungan teknologi dari Asia Foundation
Tantangan terberat Maudy di masa depan adalah bagaimana menghubungkan pendidikan lokal dengan realitas global, dan membawa nilai-nilai budaya Nusantara seperti gotong royong, toleransi, dan keberagaman ke dalam kurikulum global.
Penutup
Penunjukan Maudy Ayunda sebagai Duta UNESCO untuk Pendidikan Global adalah momen penting, bukan hanya bagi dirinya pribadi, tapi bagi bangsa Indonesia. Ia membuktikan bahwa intelektualitas, integritas, dan kepedulian sosial dapat bersatu menjadi kekuatan diplomasi lunak yang dahsyat.
Di tengah dunia yang terus berubah, kehadiran Maudy menjadi harapan bahwa pendidikan tidak hanya tentang kelas dan buku, tetapi tentang empati, aksi nyata, dan suara muda yang menggema di seluruh dunia.