“Nicholas Saputra Kembangkan Ekowisata di Nusa Tenggara Timur, Gandeng Petani Lokal dan UMKM”

11 Juli 2025

Aktor dan aktivis lingkungan Nicholas Saputra kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat. Kali ini, ia mengembangkan proyek ekowisata berbasis komunitas di kawasan Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, dengan menggandeng petani lokal, UMKM perempuan, dan pemuda desa.

Proyek yang diberi nama “Tara Uma Eco-Culture” ini bertujuan untuk mengangkat potensi wisata alam dan budaya Lembata dengan tetap menjaga prinsip keberlanjutan dan kearifan lokal.


Konsep Ekowisata Berbasis Komunitas

Tara Uma Eco-Culture dirancang sebagai kawasan wisata terpadu, yang mencakup:

  • Homestay ramah lingkungan yang dibangun dari bahan lokal seperti bambu dan kayu daur ulang

  • Trekking menuju Gunung Ile Ape, dikombinasikan dengan cerita rakyat setempat

  • Workshop membuat tenun ikat Lembata bersama ibu-ibu desa

  • Tur pertanian organik yang mengajak wisatawan panen bersama petani

Nicholas menegaskan bahwa proyek ini bukan sekadar bisnis, tapi gerakan sosial dan edukasi.


Dukungan dan Kolaborasi

Proyek ini mendapat dukungan dari:

  • Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

  • UNDP Indonesia untuk pelatihan energi terbarukan

  • Universitas Gadjah Mada dalam pendampingan akademik dan riset keberlanjutan

Lebih dari 150 warga lokal telah dilatih sebagai pemandu, pengrajin, dan pengelola homestay. Semua keuntungan dari program wisata dibagi secara transparan untuk komunitas.


Pernyataan Nicholas Saputra

Dalam wawancara eksklusif, Nicholas mengatakan:

“Saya percaya, wisata yang baik adalah wisata yang meninggalkan sesuatu, bukan hanya kenangan bagi pengunjung, tapi juga manfaat nyata untuk penduduk lokal.”

Ia juga mengaku proyek ini terinspirasi dari perjalanan dokumenter lingkungan yang pernah ia kerjakan bersama WatchDoc dan pengalaman pribadi saat syuting film dokumenter “Semesta.”


Antusiasme Wisatawan & Dampak Ekonomi

Sejak soft launching di Mei 2025, Tara Uma telah menerima lebih dari 1.200 wisatawan domestik dan mancanegara. Banyak wisatawan mengaku pengalaman ini unik karena menyentuh sisi budaya dan sosial, bukan hanya alam semata.

Pendapatan desa naik hingga 38% dalam dua bulan terakhir, terutama dari sektor kuliner lokal dan kerajinan tenun.


Kesimpulan

Dengan proyek Tara Uma, Nicholas Saputra membuktikan dirinya sebagai selebriti yang tidak hanya bersinar di layar, tetapi juga berdampak di dunia nyata. Ia menggunakan ketenarannya untuk membuka jalan baru dalam pembangunan pariwisata yang adil, lestari, dan menyentuh akar masyarakat.

Related Posts

Bing – Titiek Puspa: Lagu Cinta Lawas yang Abadi

“Bing” adalah salah satu karya legendaris Titiek Puspa yang berhasil menembus hati pendengar lintas generasi. Lagu ini dirilis pada era 1970-an dan langsung populer karena tema cintanya yang sederhana namun…

Aku Cinta Dia – Chrisye: Cinta yang Tulus dan Jujur

“Aku Cinta Dia” merupakan salah satu lagu Chrisye yang paling populer dan melegenda. Dirilis pada era 1980-an, lagu ini semakin mengukuhkan Chrisye sebagai ikon musik pop Indonesia dengan ciri khas…

You Missed

Intuisi – Yura Yunita: Perasaan yang Tak Bisa Didustakan

Setapak Sriwedari – Maliq & D’Essentials: Filosofi Kehidupan dalam Musik

Bali United Tumbangkan Persela Lamongan di Laga Sengit

PSM Makassar Tampilkan Keperkasaan Saat Menaklukkan Persikabo 1973

Widuri – Bob Tutupoly: Cinta Manis yang Menawan

Bing – Titiek Puspa: Lagu Cinta Lawas yang Abadi