ASEAN kini bergerak cepat mengonsolidasikan kekuatan digital regionalnya, tepat ketika Uni Eropa juga memimpin regulasi digital global. Dengan ambisi tinggi lewat Digital Economy Framework Agreement (DEFA) dan inisiatif pembayaran digital, ASEAN memperkuat posisinya sebagai blok digital yang kompetitif.
1. DEFA: Landasan Baru bagi Integrasi Ekonomi Digital ASEAN
ASEAN sedang merampungkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA)—perjanjian digital antar-negara anggota pertama di dunia. Kesepakatan ini tidak hanya membuka akses pasar digital, melainkan juga menyusun aturan bersama terkait e‑commerce, aliran data lintas batas, standar digital, serta pembayaran elektronik. Tujuannya: menciptakan ekonomi digital ASEAN yang inklusif dan berdaya saing.
@RSIS_NTU+3itic.org+3ASEAN Main Portal+3
Dalam White Paper terbaru disebutkan, DEFA dapat mempercepat ekspor layanan digital ASEAN dan meningkatkan kekuatan startup lokal dalam perekonomian global. Namun kesuksesan ini tergantung pada kemampuan mendorong keselarasan regulasi dan interoperabilitas teknis antara anggota.
Hinrich Foundation
2. Pembayaran Digital Bersama: Mengurangi Ketergantungan Mata Uang Asing
Inisiatif seperti ASEAN Integrated QR Code Payment System memungkinkan transaksi lintas negara ASEAN menggunakan sistem QR unified—sebagai langkah strategis meminimalkan penggunaan USD dan memperkuat mata uang lokal pada perdagangan intraregional.
Wikipedia
Selain itu, proyek Project Nexus—digagas bersama Bank for International Settlements—akan menghubungkan sistem pembayaran cepat nasional ASEAN dan India, yang ditargetkan beroperasi pada 2026. Ini adalah fondasi penting untuk pergantian fondasi keuangan digital lintas batas kawasan.
Wikipedia
3. Menyaingi Uni Eropa? Kompetisi Friksi dan Peluang Kolaborasi
Uni Eropa sebelumnya telah memperkenalkan strategi seperti EU Digital Services Act dan Digital Markets Act. ASEAN bergerak serupa namun lebih fleksibel dalam menyesuaikan keragamannya—yang sekaligus menjadi keunggulan strategis dalam era digital multilateral.
Meski begitu, perdialogan ASEAN–UE terus berlanjut. Kedua blok tengah menjajaki kerangka kerja bersama untuk memperkuat konektivitas digital, teknologi hijau, dan rantai pasok resilien—sebuah peluang kolaborasi untuk mengembangkan model multilateral baru dalam digitalisasi.
policy.trade.ec.europa.euclingendael.orgglobalpolicyjournal.com
Kesimpulan Singkat:
-
DEFA menjadi game-changer ASEAN: memperkuat integrasi digital dan memacu ekspor layanan teknologi.
-
Pembayaran terintegrasi seperti QR System dan Project Nexus mengerek konektivitas regional dan mengurangi ketergantungan pada USD.
-
ASEAN menunjukkan arah alternatif dari model Uni Eropa—lebih inklusif dan homage terhadap keragaman nasional—namun tetap terbuka untuk kolaborasi trans-regional.